Semenjak peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW mengalami
kendala dalam menyiarkan agama Islam di Makah. Tantangan dan hambatan yang
bertubi-tubi dari kaum kafir Quraisy dihadapi Rasulullah SAW di Makah selama
tiga belas tahun. Walau demikian pengikut Islam semakin
bertambah banyak.
Realita yang demikian membuat kaum muslimin di Madinah
mengajukan saran kepada nabi Muhammad SAW dan pengikutnya untuk segera
berhijrah ke Madinah dan ajuan saran itu berulang kali. Ajuan saran ini terjadi
pada tahun ke 13 kenabian dengan 73 orang penduduk Yatsrib dari kaum Khazraj ke
Makah. Akhirnya ajuan saran tersebut direstui Nabi dan nabi Muhammad SAW
berhijrah ke Madinah. Kaum muslim Madinah menjamin keselamatan Nabi Muhammad
SAW beserta pengikutnya sebagaimana yang termuat dalam perjanjian Aqabah ke
satu dan Aqabah ke dua.
Kaum Anshar semenjak mendengar keberangkatan nabi Muhammad
SAW beserta pengikutnya yang akan hijrah ke Madinah banyak kaum Anshar yang
menunggu kedatangan beliau berkerumunan, berdiri berjajar di pinggiran kota
Madinah untuk menjemputnya. Urwah bin az Zubair berkata, “Kaum Muslimin di
Madinah mengetahui kepergian Rasulullah SAW dari Makah. Setiap pagi, mereka
pergi ke al Haarah menunggu kedatangan beliau hingga akhirnya mereka harus
pulang karena teriknya matahari. Suatu hari mereka terpaksa pulang setelah lama
menunggu kedatangan beliau.
Ibnu al Qayyim berkata, “Dan terdengarlah suara hiruk pikuk
dan pekik takbir di perkampungan bani “Amr bin Auf. Kaum muslimin memekikkan
takbir sebagai ungkapan kegembiraan atas kedatangan beliau dan keluar
menyongsong beliau. Mereka menyambutnya dengan salam kenabian, mengerumuni
beliau sambil berkeliling diseputarnya sementara ketenangan telah menyelimuti
diri beliau dan wahyupun turun. Allah SWT berfirman,
Arinya, Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan
(begitu pula) Jibril dan orang-orang Mukmin yang baik ; dan selain dari itu
malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.” (At Tahrim : 4)
Saat
itu penduduk Madinah berangkat untuk menyambut. Moment yang istimewa yang tidak
pernah disaksikan oleh penduduk Madinah sepanjang sejarahnya. Orang-orang
Yahudi telah menyaksikan kebenaran berita gembira yang diinformasikan oleh
Habquq. Hari itu merupakan hari yang bersejarah dan amat agung. Rumah-rumah dan
jalan-jalan ketika itu bergemuruh dengan pekikan Takbir, Tahmid dan Taqdis
(penyucian). Putri-putri kaum Ansahr melantunkan bait-bait puisi sebagai
ekspresi kegembiraan dan keriangan.
Meskipun
kaum Anshar bukan orang yang serba berkecukupan namun masing-masing individu
berharap rumahnya disinggahi Rasulullah SAW beserta pengikutnya saat melewati
satu-per satu rumah kaum Anshar. Tokoh masyarakat Madinah pun berlomba-lomba
dalam kebaikan yaitu berupa menawarkan kesanggupannya untuk melindungi
Rasuluullah SAW beserta pengikutnya dengan segala daya dan upaya yang mereka
miliki.
Kaum
Anshar menerima dengan baik kaum muhajirin dan bersedia untuk dipersaudarakan
dan juga berani untuk berkorban untuk kaum muhajirin. Kaum Anshar menyembut
dengan baik kehadiran kaum Muhajirin dan menyambutnya seperti menyambut
saudaranya sendiri yang telah lama tidak bertemu.
Dengan
demikian perjuangan kaum Anshar sangat luar biasa terhadap kaum muhajirin dan
perkembangan Islam seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar