Orang-orang
anshar ingin sekali menjumpai Rasulullah SAW dan pengikutnya dari Makah, banyak
kaum anshar
berada di pinggiran kota Madinah menunggu kedatangan Nabi dan
pengikutnya .
Setelah
Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya datang, dijemput dan disambut dengan
suara takbir yang bergema di kota Madinah. Tokoh-tokoh Madinah berlomba-lomba
menawarkan kesediaannya untuk mengayomi Rasulullah SAW beserta sahabatnya,
dengan segala daya dan upaya sesuai dengan perlengkapan yang mereka miliki.
Kaum
anshar selalu menerima dan mau berkorban untuk kaum muhajirin dan bahkan mereka
bersedia dipersaudarakan dengan kaum muhajirin. Seperti Abdur Rahman bin Auf
(kaum muhajirin) dipersadarakan dengan Saad bin Rabi’ (kaum Anshar). Dengan
persaudaraan tidak ada perbedaan seperti nasab, warna kulit, asal daerah
ataupun kebangsaannya.
Dengan
persaudaraan itu maka perjuangan kaum anshar sangat besar terhadap pertolongan
kaum muhajirin dan perkembangan islam yang berkelanjutan. Setelah terbentuk
persaudaraan antara muhajirin dan anshar, maka kerjasama dan tanggung jawab
dipikul bersama-sama.
Kaum
anshar merupakan kaum yang menolong kaum muhajirin yang berdomisili di Madinah.
Kaum Muhajirin sewaktu hijrah ke Madinah tidak membawa bekal yang cukup,
apalagi memiliki rumah. Dengan pertolongan kaum Anshar, kaum Muhajirin dapat
hidup dengan layak.
Kaum
anshar sangat menghargai dan menghormati kaum muajirin. Kaum muhajirin yang
datang dan menumpang ke keluarga anshar diterima dengan baik dan malah diberi
sebagian hartanya, kaum muhajirin pun sangat menghargai keikhlasan kaum anshar.
Sikap
suka menolong merupakan ajaran yang harus kita teladani dan dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan tolong menolong dapat terbina persatuan dan
persaudaraan sesama kita. Fanatisme kesukuan, perbedaan ras, rasa kedaerahan
dan lain sebagainya dapat dihindarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar