Pengikut
Nabi Muhammad SAW yang ikut hijrah dari Mekah ke Medinah disebut dengan Kaum
Muhajirin. Kaum yang menempuh perjalanan di padang pasir yang sangat luas
dan
panas sekitar 500 km ini Jum’at, 12 Rabiul Awwal tahun 1 H / 27 September 622 M
tiba di Yatsrib dan singgah di perkampungan bani An-Najjar yaitu di rumah Abu
Ayyub.
Kaum
Muhajirin disambut dengan baik oleh penduduk Yatsrib. Mulai saat itu Yatsrib
namanya dirubah menjadi Madinatun Nabi, artinya kota Nabi, dan selanjutnya
dikenal dengan kota Madinah.
Setelah
kaum Muhajirin menetap di Madinah, Nabi Muhammad SAW mulai mengatur strategi
untuk membentuk masyarakat Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan
(intimidasi). Pertalian hubungan kekeluargaan antara penduduk Madinah (kaum
Anshar) dan kaum Muhajirin dipererat dengan mengadakan perjanjian untuk saling
membantu antara kaum Muslim dan non muslim. Nabi juga mulai menyusun strategi
ekonomi., sosial, serta dasar-dasar pemerintahan Islam.
Kaum
muhajirin adalah kaum yang sabar. Meskipun banyak rintangan dan hambatan dalam
kehidupan yang menyebabkan kesulitan ekonomi, namun mereka selalu sabar dan
tabah dalam menghadapinya dan tidak berputus asa.
Kaum
Kafir Quraisy memboikot kepada kaum muslimin, mereka tidak mengeluh apalagi
putus asa, sekalipun mereka sangat kesulitan dalam perekonomian, bahkan mereka
tidak mempunyai bahan makanan yang dapat dimasak tetapi tetap sabar dalam
menjalankan agamanya.
Kaum
Muhajirin walau demikian tetap semangat dan gigih dalam mempertahankan akidah
dan syari’at islam, sekalipun mereka dianiaya oleh kaum kafir, bahkan sampai
meninggalpun mereka tetap mempertahankan agamanya. Mereka memiliki iman yang
kuat dan taqwa kepada Allah SWT.
Kaum
muhajirin sewaktu hendak melakukan hijrah, mereka diancam akan dibunuh oleh
kaum kafir Quraisy, tetapi hijrah tetap dilaksanakan. Budak yang telah masuk
Islam yaitu Bilal, Ia disiksa oleh kaum kafir Quraisy dengan siksaan yang
dahsyat, ditelentangkan di pasir yang sangat panas, kaki dan tangan diikat,
dicambuk dan badannya ditindih dengan batu yang sangat besar, namun ia tetap
mempertahankan Islam
Kesabaran
dan kegigihan kaum muhajirin sangat luar biasa. Setelah di Madinah, tantangan
dan hambatan juga tidak sedikit. Ada tiga golongan yang dihadapi kaum Muhajirin
yaitu:
- Para shabat yang merupakan orang-orang pilihan , mulia dan ahli kebajikan
- Kaum musrikin yang belum beriman sementara mereka berasal dari jantung kabilah-kabilah di Madinah.
- Orang-orang Yahudi
Problematika
kaum muhajirin yang pertama yaitu terkait dengan kondisi Madinah yang berbeda
dengan di Makah. Hidup sebagai orang yang tertekan, dihina dan terusir dari
Makah. Problema peradaban dan pembangunan, problema kehidupan dan ekonomi,
problema politik dan pemerintahan dan banyak problema lainnya. Ini merupakan
problema besar yang dihadapi Rasulullah bersama kaum Muhajirin berkaitan dengan
kaum muslimin sendiri.
Kaum
Muhajirin tidak memiliki apa-apa bahkan keberadaannya mereka di Madinah berkat
meloloskan diri. Mereka tidak memiliki tempat berlindung, tidak memiliki
pekerjaan guna memenuhi hidup sehari-hari.
Ke
dua yang menjadi problema yaitu orang-orang musyrikin Madinah ada yang
menyimpan rasa dendam dan permusuhan terhadap Rasul & kaum Muhajirin, pura-pura
masuk islam tetapi tetap menyimpan kekufuran, berbuat makar, pemanfaatan
terhadap anak-anak kecil dan orang-orang lugu dari kalangan kaum muslimin
sebagai kaki tangan didalam melaksanakan rencana busuk mereka.
Problema
ke tiga yaitu orang-orang Yahudi yang selalu membangga-banggakan kebangsaannya
dan selalu mengejek orang-orang arab dengan ejekan yang sangat keterlaluan
sampai mereka menjuluki orang-orang arab sebagai Ummiyun (orang-orang yang buta
huruf dalam artian orang yang primitif yang lugu dan kaum hina-dina yang
terbelakang, mereka beranggapan harta orang arab halal bagi mereka, mereka bisa
memakan atau memakainya sesuka mungkin, mereka menganngap sebagi orang-orang
yang berilmu, memiliki keutamaan dan kepemimpinan spiritual, mereka pandai dalam
berbisnis. Selain itu mereka tukang menyebarkan isu, menebarkan permusuhan
diantara sesama kabilah sehingga perang berdarah terjadi diantara mereka.
Ada
tiga kabilah Yahudi yang masyhur di kota Yatsrib yaitu Bani Qainuqa , Bani
Nadhir dan Bani Quraizhah. Kabilah-kabilah ini yang selalu menyulut api
peperangan antara suku Aus dan Khazraj . Kabilah-kabilah Yahudi ini selalu
memandang kebencian dan dengki terhadap Islam.
Rasulullah
SAW setelah di Madinah sebagai kaum Muhajirin dalam posisinya sebagai seorang
Rasul, penunjuk jalan kebenaran, pemimpin dan komandan. Rasulullah SAW telah
menyelesaikan problema-problema di Madinah dengan penyelesaian yang sangat
bijak. Setiap kaum diperlakukan dengan kasih sayang tidak ada kekerasan dan
siksaan.
Sebagai
pelajar, banyak sekali perihal yang dapat kita teladani dari kaum muhajirin
selain kegigihan, ketabahan, keperwiraan, kesabaran dan lain sebagainya, sikap
suka membaca dan mempelajari serta mengamalkan Al Qur’an, sangat penting untuk
kita ikuti dan teladani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar